Daftar Isi:
- Jenis Mengompol
- Penyebab Dan Faktor Resiko Untuk Mengompol
- Cara Terbaik Untuk Membatasi Mengompol Pada Anak
- 1. Perhatikan Asupan Cairan Anak Anda
- 2. Dorong Berlatih Kontrol Kandung Kemih
- 3. Anjurkan Menggunakan Toilet Lebih Sering
- 4. Bantu Mereka Beradaptasi Untuk Bangun Waktu Istirahat
- 5. Meminta Bantuan Tanpa Menghukum
- 6. Berhenti Dengan Popok
- 7. Bersikap Mendukung Dan Sabar
- Jawaban Pakar Untuk Pertanyaan Pembaca
- Referensi
Menurut National Sleep Foundation, adalah hal yang wajar jika anak mengompol saat tidur. Sekitar 2% anak usia lima tahun mengompol setiap malam (1).
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena mayoritas kasus mengompol pada balita adalah normal dan bukan disebabkan oleh kondisi kesehatan yang mendasarinya. Namun, jika anak Anda terus mengompol setelah usia 7 tahun, hal itu patut dikhawatirkan, dan Anda harus berkonsultasi dengan dokter anak untuk mengidentifikasi penyebabnya dan menyelesaikan masalahnya.
Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab mengompol pada anak-anak dan bagaimana Anda dapat mencoba dan mencegah si kecil melakukannya.
Jenis Mengompol
Mengompol adalah kejadian yang cukup normal pada sebagian besar anak-anak di luar sana. Lebih dari 15% anak usia lima tahun tidak menyadari bahwa kandung kemihnya penuh sampai mereka mengompol atau tidak dapat lagi mengontrol keinginan untuk buang air kecil (2).
Mengompol dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: primer dan sekunder (3).
Mengompol primer artinya anak yang bersangkutan telah mengompol sejak usia dini, tanpa istirahat. Anak-anak yang terkena jenis ini mungkin tidak mengalami malam kering tunggal untuk waktu yang lama.
Mengompol sekunder adalah jenis di mana anak Anda mulai mengompol lagi setelah jeda yang signifikan, katakanlah 6 bulan atau lebih, karena tidak melakukannya.
Apakah Anda bertanya-tanya apa yang bisa memicu anak Anda mengompol? Mari kita cari tahu.
Penyebab Dan Faktor Resiko Untuk Mengompol
Faktor umum yang berkontribusi pada mengompol primer dapat berupa salah satu atau kombinasi dari berikut ini:
- Anak tidak bisa menahan kencingnya sepanjang malam.
- Anak tersebut tidak menyadari bila kandung kemihnya menjadi penuh saat tidur.
- Anak itu akhirnya menghasilkan terlalu banyak air seni di sore dan malam hari.
- Anak itu jarang menggunakan toilet di siang hari dan mengabaikan keinginan itu atau menundanya selama mungkin.
Mengompol sekunder bisa menjadi gejala dari masalah medis atau emosional yang mendasari (2).
Penyebab umum dan faktor risiko mengompol sekunder meliputi:
- Infeksi Saluran Kemih atau ISK: Ini menyebabkan gejala seperti peningkatan frekuensi buang air kecil, nyeri / iritasi saat buang air kecil, dan mendesak untuk buang air kecil. Kondisi pada anak-anak ini juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan lain - kelainan anatomi.
- Diabetes: Meningkatnya frekuensi buang air kecil merupakan gejala diabetes.
- Kelainan Struktural atau Anatomis: Setiap kelainan pada organ, otot, atau saraf Anda yang terlibat saat buang air kecil dapat memicu inkontinensia atau mengompol.
- Masalah Neurologis: Kelainan pada sistem saraf akibat cedera atau penyakit dapat mengganggu keseimbangan neurologis yang mengontrol buang air kecil.
- Masalah Emosional: Pengalaman traumatis atau stres selama masa kanak-kanak juga bisa menjadi penyebab mengompol sekunder pada anak-anak. Perubahan besar lainnya seperti pindah sekolah, punya saudara baru, atau pindah kota juga bisa memicu kondisi tersebut.
- Keturunan: Mengompol juga cenderung diturunkan dalam keluarga. Anak-anak yang orangtuanya pernah mengompol lebih cenderung mengompol sendiri.
Anak Anda bisa mengompol karena banyak faktor. Untuk mengetahui apakah balita Anda menderita kondisi yang mendasarinya, perhatikan baik-baik waktu dan frekuensi mengompol. Jika gejala menunjukkan mengompol sekunder, jangan buang waktu untuk menemui dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lainnya. Mendapatkan perawatan medis pada waktu yang tepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Namun, jika Anda baru menyadari bahwa anak Anda telah mengompol selama yang Anda ingat, mungkin inilah saatnya Anda menjangkau dan membantu si kecil mengatasi kebiasaan ini.
Berikut ini adalah beberapa cara efektif untuk membantu anak Anda berhenti mengompol.
Cara Terbaik Untuk Membatasi Mengompol Pada Anak
1. Perhatikan Asupan Cairan Anak Anda
Perhatikan baik-baik jumlah cairan yang diminum anak Anda, terutama di malam hari. Buat dia minum lebih banyak cairan sepanjang hari untuk membantu meregangkan kandung kemih dan meningkatkan kapasitasnya. Selain itu, coba batasi asupan cairan dan kafein anak Anda di malam hari (4).
2. Dorong Berlatih Kontrol Kandung Kemih
Anda juga dapat meminta anak Anda untuk mencoba menahan kencing selama beberapa menit setiap kali dia ingin menggunakan toilet. Berlatih ini di siang hari dapat membantu meningkatkan kontrol kandung kemih dan pada akhirnya menghentikan mengompol.
3. Anjurkan Menggunakan Toilet Lebih Sering
Ajak anak Anda untuk buang air kecil lebih sering, terutama sebelum tidur. Ini akan membantu mencegah kemungkinan si kecil mengompol (4).
4. Bantu Mereka Beradaptasi Untuk Bangun Waktu Istirahat
Cara lain menghentikan mengompol pada anak adalah dengan membuat mereka beradaptasi dengan bangun istirahat di sela-sela waktu tidur, terutama pada malam hari. Setiap kali Anda bangun dari tidur siang di malam hari, usahakan untuk membangunkan si kecil dengan lembut dan tanyakan apakah dia ingin menggunakan toilet. Mereka secara bertahap akan belajar bagaimana mengenali keinginan untuk buang air kecil saat tidur. Anda juga dapat menyimpan alarm untuk tujuan ini.
5. Meminta Bantuan Tanpa Menghukum
Cara lain untuk membantu balita Anda mengalahkan mengompol adalah bekerja sama dengan mereka dalam hal mengganti seprai setiap kali mereka mengompol. Namun, pekerjaan itu harus menyenangkan, dan Anda harus bersikap lembut tentang ini. Jangan dianggap menghukum. Melibatkan anak Anda dalam aktivitas ini pada akhirnya dapat meningkatkan rasa kendali mereka.
6. Berhenti Dengan Popok
Salah satu alasan utama anak-anak terus mengompol meskipun telah melewati batas usia 5 tahun adalah karena mereka terlalu terbiasa dengan popoknya. Hentikan penggunaan popok secara bertahap. Sebagai gantinya, ikuti tips lain untuk membantu anak Anda mengatasi mengompol.
7. Bersikap Mendukung Dan Sabar
Faktor penting lainnya dalam menangani mengompol pada anak-anak adalah bersikap suportif dan sabar terhadap mereka. Tetap tenang dan yakinkan anak Anda bahwa ini adalah masalah umum di antara anak-anak dan dapat diatasi seiring waktu.
Jangan terlalu memaksakan diri tentang kebiasaan mengompol pada si kecil. Ini adalah kejadian yang cukup umum pada kebanyakan balita yang pada akhirnya akan berhenti saat mereka bertambah tua. Sementara itu, Anda bisa mencoba membantu anak Anda menghadapi kondisi ini dengan berada di sisinya dan mengikuti tips di atas.
Semoga artikel ini membantu Anda mengatasi ngompol pada anak Anda. Untuk pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui bagian komentar di bawah.
Jawaban Pakar Untuk Pertanyaan Pembaca
Kapan harus ke dokter untuk mengompol pada anak-anak?
Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter jika anak Anda mengalami gejala berikut bersamaan dengan mengompol. Mereka termasuk:
• Demam
• Sakit perut
• Nyeri saat buang air kecil
Berapa usia rata-rata bagi anak untuk berhenti mengompol?
Usia rata-rata seorang anak untuk dilatih toilet adalah antara 2 dan 4 tahun. Pada saat anak berusia 5-6 tahun, sekitar 85% dari mereka bisa tetap kering.
Apa arti mengompol secara psikologis?
Mengompol sekunder, seperti yang sudah dibahas, bisa disebabkan karena kondisi yang mendasari, termasuk masalah psikologis. Pengalaman traumatis atau stres selama masa kanak-kanak juga bisa menjadi salah satu alasan seorang anak untuk terus mengompol bahkan setelah melewati usia 5 tahun.
Apa alasan mengompol pada orang dewasa?
Beberapa penyebab utama mengompol pada orang dewasa adalah:
• Diabetes
• Infeksi saluran kemih
• Batu di saluran kemih
• Gangguan neurologis
• Pembesaran
prostat
• Kanker prostat • Kanker kandung kemih
• Apnea tidur obstruktif
• Kandung kemih yang terlalu aktif
Referensi
- “Mengobati enuresis nokturnal pada anak-anak di perawatan primer.” Praktisi, Perpustakaan Kedokteran Nasional AS.
- Institut "Mengompol: Ikhtisar" untuk Kualitas dan Efisiensi dalam Perawatan Kesehatan, Perpustakaan Kedokteran Nasional AS.
- "Enuresis Nokturnal Utama: Tinjauan" Bulanan Nefro-urologi, Perpustakaan Kedokteran Nasional AS.
- "7 Pembatasan cairan dan diet untuk pengelolaan mengompol" Pusat Pedoman Klinis Nasional, Perpustakaan Kedokteran Nasional AS.